Nyicil Bitcoin $100/Hari & Supply ke Morpho: Pasif Income! - Hari ke-5
Nyicil Bitcoin $100/Hari & Supply ke Morpho: Pasif Income!
Ditulis oleh: [World Diditals News] | [revolusidigitals]
Pendahuluan: Dari Sekadar HODL Menjadi Produktif
Masuk hari kelima, gue masih konsisten dengan komitmen buat nyicil Bitcoin $100/hari. Tapi kali ini ada yang beda. Bukan sekadar beli lalu HODL (Hold On for Dear Life) di wallet dingin, Bitcoin yang gue beli langsung gue putar lagi. Bitcoin yang baru dibeli itu langsung gue supply ke Morpho buat dapetin penghasilan pasif. 💰🔥 Ya, lo nggak salah baca. Aset digital yang sering dianggap cuma buat spekulasi harga ini ternyata bisa "bekerja" untuk kita, menghasilkan cuan tambahan secara rutin. Di tengah kondisi pasar kripto Indonesia pada April 2025 yang semakin matang, strategi seperti ini bukan lagi cuma buat para degen (penjudi di dunia DeFi), tapi jadi langkah cerdas bagi investor jangka panjang. Artikel ini akan membedah tuntas pengalaman gue, dari alasan di baliknya, cara kerjanya, hingga panduan praktis agar lo juga bisa melakukannya.
Masalah Klasik HODL-ing: Aset yang Tertidur Pulas
Banyak dari kita yang memulai perjalanan di dunia kripto dengan strategi sederhana: beli dan HODL. Kita percaya pada potensi jangka panjang Bitcoin. Strategi ini memang terbukti ampuh, apalagi jika melihat sejarah harga BTC. Tapi, pernahkah lo merasa ada yang kurang? Aset berharga yang kita miliki hanya "tertidur" di dalam wallet. Ia tidak menghasilkan apa-apa selain potensi kenaikan harga di masa depan. Ini seperti punya rumah mewah di lokasi strategis tapi dibiarkan kosong melompong, padahal bisa disewakan untuk menghasilkan pemasukan bulanan.
Tantangannya jelas: aset kita tidak produktif. Saat pasar sedang sideways atau bahkan bearish, portofolio kita hanya diam atau bahkan menyusut nilainya. Di sinilah konsep penghasilan pasif kripto menjadi sangat relevan. Bagaimana caranya agar Bitcoin yang kita cicil setiap hari ini tidak hanya menunggu momentum bull run berikutnya, tapi juga bisa memberikan imbal hasil harian atau mingguan? Jawabannya terletak pada ekosistem Keuangan Terdesentralisasi atau DeFi (Decentralized Finance), dan salah satu protokol yang menarik perhatian gue adalah Morpho.
Analisis: Apa Itu Morpho dan Kenapa Gue Memilihnya?
Oke, mari kita masuk ke bagian yang lebih teknis tapi akan gue coba jelaskan sesederhana mungkin. DeFi punya banyak platform lending (pinjam-meminjam) seperti Aave atau Compound. Lo bisa menyetorkan aset kripto (misalnya WBTC - Wrapped Bitcoin) untuk dipinjamkan dan mendapatkan bunga. Sebaliknya, lo juga bisa meminjam aset dengan jaminan. Morpho hadir sebagai lapisan optimasi di atas protokol-protokol raksasa ini.
Bayangkan Aave sebagai bank besar. Morpho bertindak seperti "mak comblang" super efisien di dalam bank itu. Jika ada nasabah A yang mau menabung (menyediakan likuiditas) dan nasabah B yang mau meminjam dengan kriteria yang cocok, Morpho akan mempertemukan mereka secara langsung (peer-to-peer). Hasilnya? Bunga yang didapat oleh A (sebagai penyedia) jadi lebih tinggi, dan bunga yang harus dibayar oleh B (sebagai peminjam) jadi lebih rendah. Win-win solution. Jika tidak ada pasangan yang cocok, dana lo akan tetap masuk ke "bank besar" (Aave/Compound), jadi tetap produktif meskipun dengan bunga standar. Inilah yang membuat gue tertarik untuk supply Bitcoin ke Morpho. Gue mendapatkan potensi imbal hasil yang lebih optimal dengan risiko yang relatif sama dengan protokol dasarnya.
Risiko yang Perlu Disadari
Tentu, tidak ada makan siang gratis. Menempatkan aset di DeFi selalu punya risiko. Risiko utamanya adalah smart contract risk (risiko adanya celah pada kode program) baik di Morpho maupun di protokol dasarnya. Selain itu, ada risiko likuidasi jika kita meminjam dana dengan jaminan aset kita. Namun, dalam kasus ini, karena gue hanya menyetor (supply only), risiko utama gue lebih ke keamanan platform. Inilah pentingnya memilih protokol yang sudah teruji dan diaudit seperti Morpho.
Solusi Praktis: Panduan Langkah-demi-Langkah Menghasilkan Pasif Income dari BTC
Tertarik mencoba? Berikut adalah langkah-langkah praktis yang gue lakukan. Ingat, selalu lakukan riset sendiri (Do Your Own Research - DYOR) dan jangan pernah menginvestasikan uang yang lo tidak siap kehilangan.
Langkah 1 - Persiapan Awal: Wallet dan Aset
Siapkan Wallet Web3: Lo butuh non-custodial wallet seperti MetaMask, Rabby Wallet, atau Trust Wallet. Ini adalah gerbang lo untuk berinteraksi dengan dunia DeFi.
Beli Wrapped Bitcoin (WBTC): Bitcoin asli berada di jaringannya sendiri. Untuk bisa digunakan di DeFi yang mayoritas ada di jaringan Ethereum (atau Layer-2 seperti Arbitrum/Optimism), lo butuh versi "bungkus"-nya, yaitu Wrapped Bitcoin (WBTC). 1 WBTC nilainya selalu setara dengan 1 BTC. Lo bisa membeli WBTC langsung dari bursa kripto terpercaya di Indonesia yang sudah mendukungnya.
Kirim Aset ke Wallet: Kirim WBTC dan sedikit ETH (untuk biaya gas/transaksi) dari bursa ke alamat wallet Web3 lo. Pastikan memilih jaringan yang benar (misal: Ethereum Mainnet atau Arbitrum).
Langkah 2 - Berinteraksi dengan Morpho
1. Kunjungi Situs Morpho: Buka situs resmi Morpho Blue (pastikan URL-nya benar untuk menghindari phishing).
2. Hubungkan Wallet: Klik tombol "Connect Wallet" dan pilih wallet yang lo gunakan. Berikan izin koneksi.
3. Pilih Pasar (Market): Di dasbor Morpho, lo akan melihat berbagai pasar. Cari pasar yang menggunakan WBTC sebagai collateral (jaminan) atau aset yang bisa di-supply. Misalnya, pasar WBTC/WETH atau WBTC/USDC.
4. Supply WBTC: Pilih opsi "Supply". Masukkan jumlah WBTC yang ingin lo setorkan. Lo akan melihat estimasi APY (imbal hasil tahunan) yang bisa didapat.
5. Setujui & Konfirmasi Transaksi: Lo harus melakukan dua transaksi di wallet pertama adalah "Approve" (memberi izin pada Morpho untuk mengakses WBTC lo) dan yang kedua adalah "Supply" (transaksi penyetoran). Setiap transaksi memerlukan biaya gas.
Setelah transaksi berhasil, selamat! Bitcoin lo kini sedang bekerja menghasilkan imbal hasil pasif. Lo bisa memantau pendapatan lo secara real-time di dasbor Morpho dan menariknya kapan saja (dengan biaya gas lagi, tentunya).